Tari Sufi Jepara
Sektretariat PP. Nailun Najah Kriyan Jepara Jawa Tengah Indonesia
Contact Oerson: 089669641492
Whirling Dharwies
SEJARAHTARIAN SUFI
Tarian sufi, yang dikenal juga sebagai “The arvishes’ whirling” merupakan salah satu jalan di antara banyak
jalan untuk menumbuhkan rasa kasih. Tarian ini dipopulerkan oleh
kelompok Mevlevi Order yang dipimpin oleh Sang Maestro, Jalaluddin
Rumi (1207-1273) ratusan tahun yang lalu.
Sebagai sebuah pesta, SUFI MEHFIL adalah
perayaan ketika seorang “pencari” bertemu “Kekasih — Kasih
itu sendiri” yang ternyata berada di dalam diri. Yang menarik,
inilah untuk pertama kalinya, Anand Ashram menggelar tarian sufi ini
untuk khalayak umum. Biasanya, tarian ini hanya dilakukan dalam
lingkungan terbatas, sebagai latihan spiritual untuk hidup secara
meditatif. Menurut seorang pelaku meditasi dari Anand Ashram,
meditasi memang bukan sekedar duduk diam selama berjam-jam. “Meditasi
adalah sikap hidup, yang harus mewarnai setiap pikiran, perkataan dan
tindakan kita. Hidup penuh kasih adalah hidup yang meditatif.”
Ketika seseorang merasakan cinta yang meluap-luap, tak bisa lain, ia
akan merayakan cintanya itu. Ia akan berpesta. Dan sungguh, itu bukan
sebuah pesta biasa. Itulah pesta para sufi. Itulah meditasi!
Membangkitkan
kembali peradaban suatu Bangsa PESTA
PARA SUFI, sengaja dipersembahkan bagi masyarakat luas karena
keprihatinan yang mendalam terhadap masih besarnya ancaman perpecahan
masyarakat akibat pengkotak-kotakkan berdasarkan suku, etnis maupun
agama, hingga saat ini – yang disebabkan karena merosotnya
kesadaran akan kehalusan jiwa atau “Rasa” dalam diri manusia.
Sufi Mehfil, sebenarnya, hanyalah salah satu bentuk seni bernafaskan
spiritualitas dari sekian banyak bentuk lain – yang banyak
berkembang di bumi Nusantara sejak dahulu kala – yang bertujuan:
membangkitkan “Rasa”, ataupun “Kasih” dalam diri.”
Kebangkitan “Rasa”, semestinya menjadi fungsi sekaligus tujuan
seni dan budaya dalam membangkitkan kembali peradaban suatu bangsa.
Kendati berasal dari tradisi Turki, Tarian Sufi, menyampaikan pesan
universal yang sangat penting bagi terciptanya landasan sejati
persatuan dan kesatuan Indonesia. Tarian ini, serta nyanyian dari
tradisi lain yang juga akan ditampilkan, diharapkan menjadi inspirasi
bagi terjadinya kerekatan beragam budaya yang “hidup” di
Indonesia saat ini – baik yang datang dari tradisi “lokal”
maupun dari “luar”. Persatuan dan kesatuan di Bumi Pertiwi,
memang tak seharusnya terperangkap dalam pandangan nasionalisme
sempit. Sebagaimana Ibu Pertiwi selama ini memperlakukan mereka yang
lahir, datang maupun berkembang di pangkuannya, tanpa pilih kasih.
Pengalaman kebersamaan inilah yang dipersembahkan melalui Sufi
Mehfil, yang dibawakan oleh mereka yang datang dari beragam suku,
etnis dan agama.
Sektretariat PP. Nailun Najah Kriyan Jepara Jawa Tengah Indonesia
Contact Oerson: 089669641492
Whirling Dharwies |
SEJARAHTARIAN SUFI
Tarian sufi, yang dikenal juga sebagai “The arvishes’ whirling” merupakan salah satu jalan di antara banyak
jalan untuk menumbuhkan rasa kasih. Tarian ini dipopulerkan oleh
kelompok Mevlevi Order yang dipimpin oleh Sang Maestro, Jalaluddin
Rumi (1207-1273) ratusan tahun yang lalu.
Sebagai sebuah pesta, SUFI MEHFIL adalah
perayaan ketika seorang “pencari” bertemu “Kekasih — Kasih
itu sendiri” yang ternyata berada di dalam diri. Yang menarik,
inilah untuk pertama kalinya, Anand Ashram menggelar tarian sufi ini
untuk khalayak umum. Biasanya, tarian ini hanya dilakukan dalam
lingkungan terbatas, sebagai latihan spiritual untuk hidup secara
meditatif. Menurut seorang pelaku meditasi dari Anand Ashram,
meditasi memang bukan sekedar duduk diam selama berjam-jam. “Meditasi
adalah sikap hidup, yang harus mewarnai setiap pikiran, perkataan dan
tindakan kita. Hidup penuh kasih adalah hidup yang meditatif.”
Ketika seseorang merasakan cinta yang meluap-luap, tak bisa lain, ia
akan merayakan cintanya itu. Ia akan berpesta. Dan sungguh, itu bukan
sebuah pesta biasa. Itulah pesta para sufi. Itulah meditasi!
Membangkitkan
kembali peradaban suatu Bangsa PESTA
PARA SUFI, sengaja dipersembahkan bagi masyarakat luas karena
keprihatinan yang mendalam terhadap masih besarnya ancaman perpecahan
masyarakat akibat pengkotak-kotakkan berdasarkan suku, etnis maupun
agama, hingga saat ini – yang disebabkan karena merosotnya
kesadaran akan kehalusan jiwa atau “Rasa” dalam diri manusia.
Sufi Mehfil, sebenarnya, hanyalah salah satu bentuk seni bernafaskan
spiritualitas dari sekian banyak bentuk lain – yang banyak
berkembang di bumi Nusantara sejak dahulu kala – yang bertujuan:
membangkitkan “Rasa”, ataupun “Kasih” dalam diri.”
Kebangkitan “Rasa”, semestinya menjadi fungsi sekaligus tujuan
seni dan budaya dalam membangkitkan kembali peradaban suatu bangsa.
Kendati berasal dari tradisi Turki, Tarian Sufi, menyampaikan pesan
universal yang sangat penting bagi terciptanya landasan sejati
persatuan dan kesatuan Indonesia. Tarian ini, serta nyanyian dari
tradisi lain yang juga akan ditampilkan, diharapkan menjadi inspirasi
bagi terjadinya kerekatan beragam budaya yang “hidup” di
Indonesia saat ini – baik yang datang dari tradisi “lokal”
maupun dari “luar”. Persatuan dan kesatuan di Bumi Pertiwi,
memang tak seharusnya terperangkap dalam pandangan nasionalisme
sempit. Sebagaimana Ibu Pertiwi selama ini memperlakukan mereka yang
lahir, datang maupun berkembang di pangkuannya, tanpa pilih kasih.
Pengalaman kebersamaan inilah yang dipersembahkan melalui Sufi
Mehfil, yang dibawakan oleh mereka yang datang dari beragam suku,
etnis dan agama.
Subhanallah, Al hamdulillah, La ilaha illallah, Allahu akbar.
BalasHapus